A Tata Bahasa Transformasi
Aliran tata bahasa transformasi lahir dengan terbitnya buku Noam Chomsky yang berjudul Syntactic Structure pada tahun 1957 yang kemudian dikembangkan karena adanya kritik dan saran dari berbagai pihak. Nama yang dikembangkan oleh Chomsky yaitu Transformational Generative Grammar. Dalam bahasa Indonesia lazim disebut Tata Bahasa Transformasi atau Tata Bahasa Generatif.
Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna, maka tata bahasa haruslah dapat menggambarkan hubungan bunyi dan arti dalam kaidah-kaidah yang tepat dan jelas. Setiap tata bahasa dari suatu bahasa, menurut Chomsky merupakan teori dari bahasa itu sendiri dan tata bahasa itu harus memenuhi syarat yaitu
1 Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.
2 Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.
Dalam tata bahasa generatif, yang menjadi objeknnya adalah kemampuan, kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki pemakai bahasa mengenai bahasanya. Menurut aliran ini, sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya.
B Ciri-Ciri Tata Bahasa Transformasi
Berikut ini ciri-ciri tata bahas transformasi
1. Menyimpulkan bahasa sebagai penggunaan symbol yang tak terhingga dengan alat yang terbatas
2. Menegakan keharusan aturan gramatika tertentu yang menyeluruh dan bisa menghasilkan kalimat-kalimat gramatik yang mungkin ada
3. Membedakan kalimat dasar (sederhana, aktif, pernyataan) dengan kalimat transformasi (majemuk, pasif, pernyataan)
4. Menegaskan bahwa setiap orang lahir dengan dianugerahi kemampuan berbahasa
5. Struktur dalam (deep structure) adalah struktur dasar yang tidak teramati, berada pada pikiran pembicara/penanggap tutur, dan dengan kompetennya mereka mentransformasikan srtuktur dasar ke dalam struktur luar (surface structure), yaitu ujaran dan tulisan.
6. Menganggp kegiatan bahasa sebagai tingkah laku yang dikendalikan aturan-aturan, bebas dari stimulus. Aturan-aturan ini sangat ampuh sehingga membuat penutur asli mampu menyusun dan mengerti kalimat-kalimat baru yang belum pernah dibuat dan didengarnya.
7. Menyatakan pentingnya pelibatsertaan makna dalam menyusun analisis gramatika bahasa.
C. Analisis Tata Bahasa Transformasi
Tata bahasa dari setiap bahasa terdiri atas tiga komponen yaitu
1 Komponen sintaksis, merupakan sentral dari tata bahasa, kerena komponen inilah yang menentukan arti kalimat dan komponen ini pulalah yang menggambarkan aspek kreativitas bahasa. Contohnya :
Kuda itu menendang petani itu
Setiap penutur bahasa Indonesia dengan kompetensinya mengenai bahasa Indonesia akan bisa menentukan hal-hal sebagai berikut:
a Kalimat tersebut adalah kalimat berterima, baik, dan lengkap
b Kalimat tersebut terdiri atas beberapa kata
c Dalam kalimat tersebut, kata kuda adalah sebuah nomina, kata menendang adalah sebuah verba, kata petani adalah nomina, dan kata
e Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.
2 Kelemahan
a Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat.
b Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
c Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure
E. STRUKTUR DALAM DAN STRUKTUR LUAR
Struktur Dalam dan Struktur Luar
Teori transformasional telah memisahkan sebuah bahasa menjadi dua bagian yaitu struktur dalam dan struktur luar. Struktur dalam adalah tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik sedangkan struktur luar adalah wujud lahiriah yang ditranformasikan dari struktur dalam.[10] Jadi seperti kalimat “Aku rindu kamu, I miss you, Engko’ kerrong be’na, Wo xiang ni” merupakan struktur luar yang ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama.
Hubungan antara struktur dalam dan struktur luar menentukan makna suatu kalimat. Hubungan yang teratur dengan perantaraan kaidah-kaidah transformasi itu, baik sengaja atau tidak sengaja akan berpengaruh hingga ke struktur luar bahasa. Hubungan kedua struktur ini dinamakan transformasi.[11]
Agar lebih dipahami perhatikanlah bagan dibawah ini:
Struktur Luar Representasi fonetik kalimat
M U L U T Rumus- Rumus Transformasi O T A K
STRUKTUR DALAM (Representasi dalam : Abstrak)
Menurut Chomsky, masalah yang sangat penting dikritisi dari metode kaum struktural ketika mereka menganalisis bahasa adalah perhatiannya terhadap struktur luar bahasa, tanpa memperhatikan struktur dalamnya. Menurut pandangannya, hal seperti itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa karena langkah yang paling penting adalah sampainya seseorang pada struktur dalam. Dengan memperhatikan struktur dalam bahasa itu, kita sebagai pengkaji bahasa akan sampai pada sistem karakteristik manusia.
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Dalam linguistik generatif transformasi, “struktur” itu sama dengan “tata bahasa”. Sedangkan “tata bahasa” itu merupakan “pengetahuan” penutur suatu bahasa mengenai bahasanya yang dikenal dengan istilah kompetensi. Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi) yaitu bertutur atau pemahaman akan tuturan. Kemudian, didalam pelaksanaan bahasa itu, linguistik generative transformasi menyodorkan adanya konsep struktur dalam (deep structure) dan struktur luar (surface structure).
1 Menyimpulkan bahasa sebagai penggunaan symbol yang tak terhingga dengan alat yang terbatas.
2 Menegaskan harus adanya aturan gramatika tertentu yang menyeluruh dan bias menghasilkan kalimat-kalimat gramatik yang mungkin ada
3 Pentingnya makna dalam menyusun gramatika bahasa
B Saran
Kami sebagai generasi penerus bangsa agar lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai linguistik.
1 Sebaiknya di perpustakaan disediakan buku-buku acuan mengenai linguistik.
2 Hendaknya masyarakat lebih meningkatkan rasa ingin tahu mengenai linguistik.
DAFTAR PUSTAKA
http://Alirantatabahasatransformatif.html
http.ojs.unm.ac.id/eralingua/article/download/5631/3276
Alwasilah, Chaedar.2011. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung : Angkasa.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar