A. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga berarti sebagai kegiatan seseorang yang dilakukan di depan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Pidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam suatu forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat dan sebagainya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya teknik dan pedoman berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya dihadapan massa atau orang banyak dalam suatu waktu tertentu.
Namun pada era modern saat ini saluran berpidato tidak hanya sebatas kepada berpidato di depan umum secara langsung, melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain, seperti melalui radio dan televisi.
1. Tujuan Pidato
Pada umumnya pidato mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela (persuasif).
b. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain (informatif).
c. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan (rekreatif).
2. Jenis-Jenis Pidato
Berdasarkan sifat dan isi pidato, pidato dibedakan menjadi:
a. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc (master of ceremony).
b. Pidato pengarahan, adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
c. Pidato Sambutan, yaitu pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
d. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
e. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
f. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakuan pidato, pidato dibagi menjadi:
a. Pidato importu (serta merta), adalah pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumanya.
b. Pidato manuskrip (naskah), adalah pidato yang dilakukan dengan cara membaca naskah pidato dari awal hingga akhir.
c. Pidato memoriter (hafalan), yaitu pidato yan dituliskan dalan bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
d. Pidato Ekstemporer, yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha untuk mengingat kata demi kata. Outline hanya sebagai pedoman untuk mengatur gagasan yang ada di pemikiran pembicara.
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, pidato dapat dibedakan menjadi:
a. Pidato informatif, adalah pidato yang tujuan utamanya untuk memberikan informasi, agar pendengar mengerti akan sesuatu. Reaksi yang diharapkan adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi yang disampaikan.
b. Pidato Persuasif, adalah pidato yang tujuan utamanya membujuk atau memengaruhi orang lain agar orang mau menerima ajakan yang disarankan secara sukarela.
c. Pidato Rekreatif, adalah pidato yang tujuan uatamanya adalah untuk menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang diharapkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan.
3. Metode pidato
Metode berpidato adalah sebagai berikut:
a. Impromptu yaitu metode berpidato yang serta merta tanpa adanya persiapan.
b. Memoriter yaitu metode berpidato dengan menghapalkan naskah pidato terlebih dahulu.
c. Naskah yaitu metode berpidato dengan membacakan teks/naskah pidato.
d. Ekstemporan yaitu metode berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan garis-garis besar konsep pidato yang akan disampaikan.
4. Kerangka Susunan Pidato
Kerangka susuna pidato terdiri dari:
a. Pembukaan dengan salam pembuka.
b. Pendahuluan dengan sedikit menggambarkan isi.
c. Isi atau materi pidato secara sistematis: maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
d. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll).
5. Kriteria Pidato yang Baik
Pidato yang baik harus memenuhi kriteria-kriterian berikut ini:
a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar
c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d. Isinya jelas
e. Isinya benar dan objektif
f. Bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan
g. Disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.
2.7. Persiapan Sebelum Melakukan Pidato
Sebelum menyampaikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini:
a. Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum
b. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
c. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti
d. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
e. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
2.9. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Berpidato
Agar dapat berpidato dengan baik, pembicara harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Volume suara harus keras dan jelas. Volume suara harus dapat didengar oleh seluruh khalayak sehingga pendengar dapat menangkap dan memahami informasi yang disampaikan. Apalagi jika tidak menggunakan sarana pendukung seperti pengeras suara.
b. Gunakan intonasi dengan baik dan benar. Membaca naskah pidato harus memerhatikan intonasi dengan baik dan benar (tidak monoton). Berilah tekanan pada kalimat-kalimat yang penting, misalnya kapan harus memberikan nada tinggi dan nada melemah. Semuanya harus diatur agar pendengar tidak ikut terbawa suasana acara pada saat itu.
c. Jaga komunikasi dengan pendengar. Jaga pandangan antara penglihatan kamu pada teks pidato dengan penglihatanmu kepada khalayak.
B. Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Selain itu kutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal melalui media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah mengambil karangan-karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan. Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap penulis karya ilmiah tanpa kecuali.
Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.
C.Fungsi Kutipan
Penulisan kutipan berfungsi untuk:
1. Menunjang fakta, konsep, gagasan atau untuk memberikan informasi tentang sumber data, gagasan dan lain-lain yang relevan.
2. Memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat.
Selain fungsi di atas, kutipan juga memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6. Meningkatkan estetika penulisan.
7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks atau menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks.
D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengutip
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengutip, diantaranya:
1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4. Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaintannya dengan sumber rujukan.
E. Jenis Kutipan
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah salinan yang sama dengan bentuk aslinya yang dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung tidak boleh lebih dari satu halaman.
2. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti sauran, ringkasan atau parafrase.
Kutipan isi atau parafrase yaitu kutipan yang hanya mengambil isi atau maksud dari kalimat-kalimat dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku sumber.
C.Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah. Yang dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam. Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.[3] Penulisan buku dapat bersumber dari beragam jenis tulisan. Oleh karena itu, teknik penulisan pun berbeda-beda. Inspirasi penulisan buku dapat bersumber dari tulisan buku milik orang lain, penelitian, artikel (baik media cetak maupun elektronik/internet). Karena sumbernya berbeda-beda, teknik penulisannya pun berbeda-beda.[4]
Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas kemudahan. Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara penulisan daftar pustaka seperti yang sering kita dapatkan dibuku-buku sekolah.
Fungsi Daftar Pustaka
1. Untuk memberikan informasi, bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
2. Untuk memberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat dicek jika perlu.
3. Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran kepustakaan.
4. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
5. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.
Unsur Daftar Pustaka
Nama penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit.
Perhatikan penjelasan tentang penulisan daftar pustaka berikut:
- Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri setelah bab kesimpulan dalam karangan ilmiah.
- Judul “Daftar Pustaka” ditulis di tengah-tengah halaman dengan huruf awal menggunakan huruf kapital. Jarak judul tersebut adalah 7 cm, (1/4) bagian halaman dari pinggir atas halaman. Seluruh pustaka acuan disusun alfabetis menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan, dan tidak diberi nomor urut.
- Urutan penyebutan unsur pustaka acuan adalah:
(a) nama penulis atau nama lembaga yang menerbitkan,
(b) tahun terbit,
(c) judul pustaka (buku/artikel) beserta keterangannya,
(d) tempat terbit (kota),
(e) nama penerbit.
- Setiap sumber diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diletakkan di tepi margin kiri dan baris berikutnya menggunakan indensi empat ketukan.
- Jarak antar sumber dua spasi.
- Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur nama yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipisahkan dengan tanda koma (,). Adapun setelah penulisan nama kota diberi tanda titik dua (:).
Adapun cara penulisan setiap unsur pustaka acuan diuraikan sebagai berikut.
- Nama penulis, ada satu unsur, dua unsur atau lebih, termasuk nama keluarga atau marga.
- Jika nama penulis buku terdiri ataus dua unsur nama atau lebih, penulisannya dibalik. Unsur nama terakhir ditulis terlebih dahulu dan di antara unsur tersebut diberi tanda koma. Misalnya, A. Kasim Ahmad menjadi Ahmad, A. Kasim, Mochtar Lubis menjadi Lubis, Mochtar, Rieke Dyah Pitaloka menjadi Pitaloka, Rieke Dyah.
Contoh:
Ahmad, A. Kasim. 1990. Pendidikan Seni Teater, Buku SMA. Jakarta:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pidato adalah suatu suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga berarti sebagai kegiatan seseorang yang dilakukan di depan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya. Tujuan pidato antara lain; memengaruhi orang lain, menyampaikan informasi dan mengibur.
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Yang dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap.
DAFTAR PUSTAKA
https://alovieanta.wordpress.com/2017/01/31/makalah-daftar-pustaka/
https://www.academia.edu/9717369/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_KUTIPAN_
https://kikikecilitsme.blogspot.com/2011/12/makalah-bahasa-indonesia-kutipan-dan.html
Komentar
Posting Komentar